Kamis, 10 Mei 2018
Wajib Menuntut Ilmu Apa Harus Taqliq
09.00
No comments
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatu
Pembahasan ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah PMDI oleh Dosen Pembimbing DR. Limas Dodi, M. Hum. Kami Mohon maaf sebesar-besarnya
apabila di dalam pembahasan ini terdapat unsur-unsur yang tidak menyenangkan ataupun
menyinggung pemikiran seorang tokoh masyarakat tertentu.
Kegiatan
rutin belajar Diniyah setiap hari senin sampai kamis, yang bertemakan tujuan menuntut ilmu, seorang ustadz melakukan
kegiatan belajar yang pembahasannya adalah tentang aqidah beragama, dalam
belajar selalu dilantunkan larik katanya di ikuti oleh deretan referensi, yang
paling banyak referensi dari kitab-kitab kuning , tetapi saya kurang tau nama
kitabnya itu apa, dalam penyampaiannya,”jika kita tak mengerti, maka ikuti saja
orang-orang ulama kiyai dan ustad insha Allah kita akan selamat, karena
kata-kata orang tersebut berbunyi insha Allah
orang-orang yang selamat, bukankah kita beragama harus tunduk dan pasrah,
termasuk pada aturan-aturan agama, mereka mengikuti saja praktik beragamaanya
pada orang-orang yang patut di teladani, kita juga boleh memiliki pendapat
sendiri asal memiliki dasar, jangan berpendapat dengan perkiraanya sendiri,
tanpa ada ilmu dan dasar ajaran agama, Qura’an dan Hadis”.
Apa
yang disampaikan ustad tersebut sependapat dengan pemikiranya Muhammad Abduh
pada bab Ijtihad dan Moderenitas Pendidikan Islam dalam buku PMDI yang susun
oleh Bapak Limas Dodi. Abduh menerangkan hanya bagi orang-orang yang memiliki
pengertahuan dan kekuatan intelektual yang diperlukan yang boleh melakukan ijitihad
sedangkan orang lain hendaknya mengikuti ulama-ulama salaf sebelum timbulnya
perpecahan-perpecahan (untuk itu maka umat islam dalam usaha memahami ajaran
islam harus kembali kepada sumber-sumbernya yang pertama yaitu Al-Quran dan As
Sunnah).
Dan
menurut Abduh juga kita harus menggunakan akal agar tidak taqlid. Seperti
diketahui taqlid biasanya dipakai dalam ilmu fiqih, berkaitan denga orang-orang
yang tidak mengetahui langsung dalil-dalil agama lalu mereka mengikuti saja
praktek-praktek keberagamaan pada orang-orang yang patut di teladani.
Taqlid
dalam bidang seperti ini untuk kalangan awam masih bisa di tolerir, namun dalam
bidang aqidah tidak bisa ditoleriri karena aqidah merupakan kepercayaan batin
terdalam dan berfungsi sebagai fondasi dalam beragama, sehingga jika aqidahnya
kuat maka akan selamat tetapi jika aqidahnya goyah, maka akan sangat
membahayakan. Jadi jika dalam masalah aqidah masih diperbolehkan untuk
bertaqlid, hal itu sama dengan menciptakan aqidah-aqidah umat yang rapuh.
Terimakasih semoga bermanfaat.
Resensi Buku PMDI yang di Tulis Oleh Dr. Limas Dodi,M.Hum
08.48
No comments
Resensi buku ini untuk memenuhi tugas mata kuliah PMDI.
Judul buku : Pemikiran Modern Dunia Islam
Penulis : Dr. Limas Dodi, M.Hum
Tebal Buku : 231 halaman
Jenis Kertas : HVS
Cover : Soft Cover
Penerbit : -
Tahun Terbit : -
Buku dengan
judul Pemikiran Modern Dunia Islam (PMDI) yang ditulis oleh dosen kami yaitu
bapak Dr. Limas Dosi, M.Hum atau biasa di panggil Pak Ade buku ini adalah buku
pemikiran kontemporer Islam dihubungkan dengan modern dan identik dengan Barat.
sebuah pembahasan pembaruan dalam islam, namun pembaruan ini tetap berdasarkan
Qur,an dan Hadis,
pada masa itu islam mengalami kemunduran, sedangkan barat dianggap telah maju dan moderen. karena kondisi seperti itu menyebabkan orang-orang besar berpengaruh muslim merasa perlu melakukan pembaharuan.
pada masa itu islam mengalami kemunduran, sedangkan barat dianggap telah maju dan moderen. karena kondisi seperti itu menyebabkan orang-orang besar berpengaruh muslim merasa perlu melakukan pembaharuan.
Adapun tokoh-tokoh dalam buku tersebut antara lain.
1. Muhammad Iqbal, membahas tentang "Dinamisme dalam Islam".
2. Muhammad Abduh, membahas tentang "Ijtihad dan Modernisasi Pendidikan Islam".
3. Asghar Ali Engineer, membahas tentang "Theologi Pembebasan".
4. Seyyed Hossein Nasr, membahas tentang "Alam Pemikiran Islam Tradisional dan Kritik atas Dunia Modern".
5. Mustafa Kemal Ataturk, membahas tentang "Sekularisme di Turki".
6. Fazlurrahman, membahas tentang "Membuka Pintu Ijtihad".
7. Mohammad Arkoun, membahas tentang "Nalar Islam".
8. Mukti Ali, dmembahas tentang "Metode Memahami Agama".
9. Harun Nasution, membahas tentang "Islam Rasional'.
11. Abdurrahman Wahid, membahas tentang "Islam Kosmopolitan".
Pesen saya ya.!! saya sarankan jika ingin membaca buku ini harap
bisa berdiskusi pada yang lebih ahli, jangan dimakan mentah-mentah untuk setiap
pemikiran yang ada. Supaya menghindari pemikiran yang salah dan bisa membuat
rapuh agama Islam dari dalam
Langganan:
Postingan (Atom)